Gunung Everest, dengan ketinggian mencapai 8.848 meter di atas permukaan laut, telah menjadi simbol ketahanan, keberanian, dan hasrat manusia untuk menaklukkan alam. Sebagai gunung tertinggi di dunia, Everest memikat banyak pendaki dari seluruh penjuru dunia.
Pendakian Kuno dan Percobaan Awal
Sejak zaman kuno, misteri Gunung Everest menjadi legenda. Namun, pendakian resmi pertama yang diketahui terjadi pada 1953 oleh Edmund Hillary dan Tenzing Norgay. Sebelumnya, pada tahun 1924, George Mallory dan Andrew Irvine mencoba mencapai puncak melalui rute Kol Utara-Punggungan Utara-Punggungan Timur Laut, tetapi keduanya tidak pernah kembali. Kontroversi masih mengelilingi apakah mereka berhasil mencapai puncak sebelum Hillary dan Norgay.
Era Modern Pendakian
Sejak 1953, minat terhadap pendakian Everest terus meningkat. Meskipun pendakian menjadi lebih sering dan lebih akrab, Everest tetap menantang. Pada 1987, hanya sekitar 200 orang yang berhasil mencapai puncak. Meskipun demikian, hingga Maret 2012, Everest telah didaki sebanyak 5.656 kali dengan 223 kematian.
Salah satu tantangan utama dalam pendakian Everest adalah cuaca ekstrem. Angin dengan kecepatan mencapai 320 km/jam dapat muncul tiba-tiba, membuat pendakian menjadi lebih berbahaya.
Pendakian oleh Tim Hillary dan Norgay
Pada 1953, ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh John Hunt kembali ke Everest. Pasangan pendaki, Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Tenzing Norgay dari Nepal, berhasil mencapai puncak pada 29 Mei 1953 melalui jalur Kol Selatan. Keberhasilan ini mendapat pengakuan luas dan membawa kehormatan bagi kedua negara mereka.
Pendakian di Dekade Berikutnya
Pendakian ke Everest terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. Pada 1960, tiga pendaki Tiongkok menjadi tim pertama yang mencapai puncak dari Punggungan Utara. Kemudian, pada 1963, Jim Whittaker menjadi orang Amerika pertama yang mencapai puncak.
Pendakian Musim Dingin
Pendakian Everest di musim dingin terbukti menjadi tantangan yang lebih besar. Pada 1980, tim Polandia berhasil menjadi tim pertama yang mencapai puncak Everest di musim dingin. Keberhasilan ini menjadi awal dari serangkaian pendakian musim dingin oleh pendaki Polandia, yang kemudian dikenal sebagai “Prajurit Es”.
Kontroversi dan Tragedi
Pendakian Everest juga menyimpan kisah tragis dan kontroversial. Pada 1989, delapan pendaki Polandia tewas dalam longsoran salju. Di tahun 2006, kontroversi muncul karena David Sharp, seorang pendaki solo asal Inggris, meninggal di perjalanan ke puncak. Tahun yang sama, Lincoln Hall, pendaki Australia, dinyatakan meninggal tetapi kemudian ditemukan selamat.
Statistik dan Populasi Pendakian
Hingga akhir musim pendakian tahun 2010, telah terjadi 5.104 pendakian ke puncak Everest oleh sekitar 3.142 orang. Hampir 77% dari pendakian tersebut terjadi sejak tahun 2000, menunjukkan ledakan popularitas Everest.
Gunung Everest tetap menjadi salah satu tujuan pendakian paling bergengsi dan menantang di dunia. Sejarah pendakian yang kaya, tantangan yang ditawarkan oleh cuaca dan medan, serta kisah-kisah pahlawan dan tragedi menjadikan Everest sebagai legenda abadi dalam dunia pendakian.
Meskipun banyak yang telah mencapai puncaknya, Everest terus menarik para pendaki untuk menantang diri mereka sendiri dan menaklukkan puncak tertinggi di dunia***